Rabu, 11 Maret 2009

Takhrij Hadits

PEMBELAJARAN HADITS DENGAN METODE TAKHRIJ

Judul : 
•
MENGUSAP WAJAH SETELAH BERDO’A

Takhrijul Hadist
Salah satu manfaat dari takhriijul hadits adalah memberikan informasi bahwa suatu hadits sahih, hasan, ataupun daif, setelah diadakan penelitian dari segi matan maupun sanadnya. 
PENGERTIAN
Kata Takhij adalah bentuk masdar dari fi’il madi yang secara bahasa berarti mengeluakan sesuatu dari tempat.
Pengertian takhrij menurut ahli hadis memiliki tiga (3) macam pengertian, yaitu: 
• Usaha mencari sanad hadis yang terdapat dalam kitab hadis karya orang lain, yang tidak sama dengan sanad yang terdapat dalam kitab tersebut. Usaha semacam ini dinamakan juga istikhraj. Misalnya seseorang mengambil sebuah hadis dari kitab Jamius Sahih Muslim. kemudian ia mencari sanad hadis tersebut yang berbeda dengan sanad yang telah ditetapkan oleh lmam Muslim. 
• Suatu keterangan bahwa hadis yang dinukilkan ke dalam kitab susunannya itu terdapat dalam kitab lain yang telah disebutkan nama penyusunnya. Misalnya, penyusun hadis mengakhiri penulisan hadisnya dengan kata-kata: "Akhrajahul Bukhari", artinya bahwa hadis yang dinukil itu terdapat kitab Jamius Sahih Bukhari. Bila ia mengakhirinya dengan kata Akhrajahul Muslim berarti hadis tersebut terdapat dalam kitab Sahih Muslim. 
• Suatu usaha mencari derajat, sanad, dan rawi hadis yang tidak diterangkan oleh penyusun atau pengarang suatu kitab. 
Misalnya: 
1. Takhrij Ahadisil Kasysyaaf, karyanya Jamaluddin Al-Hanafi adalah suatu kitab yang mengusahakan dan menerangkan derajat hadis yang terdapat dalam kitab Tafsir AI-Kasysyaaf yang oleh pengarangya tidak diterangkan derajat hadisnya, apakah sahih, hasan, atau lainnya. 
2. Al Mugny AnHamlil Asfal, karya Abdurrahim Al-Iraqy, adalah kitab yang menjelaskan derajat-derajat hadis yang terdapat dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Al-Ghazali.
Langkah-langkah :
1. Teks dan Syahid
a. Bulughul Maram
••

Artinya : Dari ‘Umar ia berkata : Adalah Rasulullah saw., apabila menghulurkan dua tangannya dalam berdo’a tidak ia kembalikan keduanya, hingga ia menyapukan keduanya dimukanya. 
Dikeluarkan oleh Tirmidzi. Dan ada baginya beberapa Syahid, 
b. Subul al-Salam
•


••
••

Artinya : Dari ‘Umar ia berkata : Adalah Rasulullah saw., apabila menghulurkan dua tangannya dalam berdo’a tidak ia kembalikan keduanya, hingga ia menyapukan keduanya dimukanya. 
Dikeluarkan oleh Tirmidzi. Dan ada baginya beberapa Syahid, setengah daripadanya : 
(Menurut pandangan Abu Dawud dari hadits Ibn ‘Abas dan dari hadits yang lainnya dan terkumpulnya hadits menetapkan bahwasanya hadits tersebut adalah Hasan) dan di dalamnya ada argumentasi menurut syara’ yang disyari’atkan mengusap wajah dengan kedua tangan setelah selesai berdo’a. Dikatakan seolah-olah adanya munasabah bahwasanya ketika beliau Rasulullah SAW., tidak mengembalikan jari-jari tangannya, karena seakan-akan rahmat itu ada pada jari tangan, maka hubungan pembicaraan tersebut terhadap wajah merupakan anggota yang paling mulia dan paling diutamakan untuk dimuliakan. 
Setelah penulis melakukan pencarian hadits pada :
a. Mu’jam al-Mufahrasy (MM) dengan kata kunci rafa’a 
b. Jami’ al-Shagier (JS) dengan kata kunci kaana, dan
c. CD Kutub al-Tis’ah 
maka ditemukan hadits sebagai berikut :
1. Kitab Sunan Turmudzi Jilid ke-5 Hal. 131 Bab Do’a tentang pada Nomor Hadits 3446, ditemukan hadits yang bunyi redaksinya sebagai berikut : (Hadits Utama)
•

•


•
•

Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Abu Musa Muhammad bin al-Mutsana, Ibrahim bin Ya’kub dan seorang lainnya mereka berkata : Telah menceritakan kepada kami Hammad bin Isa al-Juhany dari Handzalah bin Abi Supyan al-Jumahy dari Salim bin ‘Abdillah dari Bapaknya dari ‘Umar bin al-Khatab, Dia berkata : Rasulullah SAW., apabila mengangkat kedua tangannya di dalam berdo’a, Beliau tidak menurunkan kedua tangannya sehingga beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Telah berkata Muhammad al-Mutsana di dalam haditsnya Rasulullah tidak mengambalikan kedua tangannya sehingga beliau mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Ini adalah hadits yang gharib kami tidak mengetahuinya kecuali dari hadits Hammad bin Isa. Dan dia menyendiri dalam meriwayatkannya dan dia sedikit menceritakan hadits. Dia hanya mempunyai (meriwayatkan) beberapa hadits saja, tapi orang-orang meriwayatkan darinya. Dan Handzalah bin Abi Supyan al-Jumahy adalah Tsiqah dan Tsiqahnya Yahya bin Sa’id al-Qathan. 
2. Syahid hadits tersebut berdasarkan petunjuk dari syarah Bulughul Maram dan Subul as-Salam ditemukan dalam Sunan Abu Dawud kitab shalat bab do’a hadits no. 1485 dan Sunan Ibn Majah bab  .no. hadits 1181.
Bunyi hadits Sunan Abu Dawud :
•
••
••
•
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah, menceritakan kepada kami ‘Abdul Malik bin Muhammad bin Aiman dari ‘Abdullah bin Ya’kub bin Ishak dari orang yang menceritakannya dari Muhammad bin Ka’ab al-Qurdi, menceritakan kepadaku ‘Abdullah bin’Abas, bahwasanya Rasulullah SAW., telah bersabda : Janganlah kamu menutup dinding-dinding, barang siapa yang melihat dalam kitab saudaranya dengan tanpa ijinnya, maka sesungguhnya dia melihat ke dalam neraka. Mintalah kamu sekalian kepada Allah SWT., dengan membukakan kedua telapak tangan kamu sekalian, dan janganlah kamu sekalian memintanya dengan punggung tanganmu, maka apabila kamu sekalian selesai berdo’a, maka usaplah wajah kamu sekalian dengan kedua telapak tanganmu.
Bunyi hadits dalam Sunan Ibn Majah :
•
•
•
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib dan Muhammad bin Shabah, ke-dua-duanya berkata : telah menceritakan kepada kami ’Aid bin Habib, dari Shalih bin Hasan al-Anshary dari Muhammad bin Ka’ab al-Quradliyyi dari Ibn ‘Abas dia berkata : telah bersabda Rasulullah SAW., apabila kamu berdo’a kepada Allah, maka berdo’a-lah dengan membuka kedua telapak tanganmu ! dan janganlah kamu berdo’a dengan punggung kedua tanganmu, dan apabila telah selesai berdo’a maka usaplah wajahmu dengan kedua tanganmu.
2. Unsur dan Diagram
a. Rawi / Sanad :
1. Sunan Turmudzi : 1. ‘Umar bin Khatab 
2. Salim bin ‘Abdillah
3. Abi Supyan al-Jama’i (Abihi)
4. Handzalah bin Abi Supyan al-Jama’i 
5. Hammad bin Isa al-Juhaini 
6. Ibrahim bin Yakub
7. Abu Musa Muhammad bin Mutsanna 
8. Turmudzi
2. Sunan Abu Dawud : 1. ’Abdullah bin ’Abas 
2. Muhammad bin Ka’ab al-Qurdy
3. ‘Abdullah bin Ya’kub bin Ishak
4. ‘Abdul Malik bin Muhammad bin Aiman 
5. ‘Abdullah bin Maslamah
6. Abu Dawud
3. Sunan Ibn Majah : 1. Ibn ‘Abas
 2. Muhammad bin Ka’ab al-Qurdziy
3. Shalih bin Hasan al-Anshory
4. ‘Aid bin Habib
5. Muhammad bin Shaabah
6. Abu Kuraib
7. Ibn Majah
b. Matan : 
Hadits tentang mengusap wajah setelah berdo’a dilihat dari segi matan tidak ada pertentangan satu sama lainnnya (baik pada hadits utama yang terdapat dalam Sunan Turmudzi maupun pada hadits syahidnya yang terdapat dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan Ibn Majah). Ketiga hadits tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah SAW., mengusap wajah dengan kedua telapak tangannya setelah berdo’a. 
Tabel Sanad
Hadits Utama :
Rawi/Sanad Lahir Wafat Ruthbah Thabaqah
  Jarh Ta’dil 
1. ‘Umar bin al-Khatab 40 SH 23 H + S S
2. ‘Abdullah bin Umar 10 SH 73 H + S S
3. Salim bin ‘Abdullah 106 H + WMT T
4. Handlalah bin Abi Sufyan al-Jumahiy 151 H + LTS TT
5. Hammad bin Isa al-Juhaniy 208 - SMI TTT
6. Ibrahim bin Yakub 256 + WMTI TTT
7. Abu Musa Muhammad bin Mutsamna 252 + KTI TTT
8. Turmudzi 209 H 279 H + M M

Hadits Syahid :
Rawi/Sanad Lahir Wafat Ruthbah Thabaqah
  Jarh Ta’dil 
1 Ibnu ‘Abbas 3 SH 68 H + S
2 Muhammad bin Ka’ab 118 H + WMT T
3 ‘Aid bin Habib 190 H + SMI TT
4 Shalih bin Hasan al-Anshory - KI TT
5 ‘Abdullah bin Ya’kub bin Ishak - - - -
6 ‘Abdul Malik bin Muhammad bin Aiman - - KTI TTT
7 ‘Abdullah bin Maslamah 221 H + SMI TTT
8 Muhammad bin Shaabah 240 H + TTT
9 Abu Kuraib 248 H + TTT
10 Abu Dawud 202 275 M
11 Ibn Majah 209 273 M
Keterangan : 
S : Sahabat M : Mudawwin
WMT : al-Wustha min al-Tabiin
LTS : Lam Tulqi al-Shahabah
SMI : al-Shughra min al-Ithba’
WMT : al-Wustha min tabi’ al-itba’
KTI : Kibaru tabi’i al-itba’







Diagram Rawi dan Sanad
Hadits Utama :

























Hadits Syahid :















3. Jenis dan Kualifikasi Hadits
Hadits Utama :
• Rawi
Ditinjau dari Jumlah Rawi, hadits tersebut termasuk kepada hadits aziz di kalangan sahabat dan di kalangan Tabi’in dan di kalangan Tabi’ tabi’in hadits tersebut termasuk ke dalam hadits ahad aziz dan di kalangan Itba’ Tabi’ al-Tabi’in hadits ini termasuk ke dalam golongan hadits mutawatir.
• Matan
Dari segi bentuk hadits tersebut termasuk ke dalam hadits fi’li karena terdapat kalimat yang menjelaskan perbuatan Rasulullah, sedangkan dari segi idhafah hadits tersebut termasuk ke dalam hadits marfu’ karena sampai ke Rasulullah saw.
• Sanad
Dari segi sanad (persambungan) hadits tersebut termasuk ke dalam hadits muttashil karena rawi guru langsung bertemu dengan rawi murid. Sedangkan ditinjau dari segi keadaan hadits tersebut termasuk ke dalam hadits mu’an’an karena terdapat kalimat ‘an.

Hadits Syahid :
• Rawi
Ditinjau dari Jumlah Rawi, hadits tersebut termasuk kepada hadits gharib di kalangan sahabat dan di kalangan Tabi’in, sedangkan di kalangan Tabi’ tabi’in hadits tersebut termasuk ke dalam hadits ahad aziz dan di kalangan Itba’ Tabi’ al-Tabi’in hadits ini termasuk ke dalam golongan hadits mutawatir.
• Matan
Dari segi bentuk hadits tersebut termasuk ke dalam hadits qauli karena terdapat kalimat yang menjelaskan perkataan Rasulullah (qaala), sedangkan dari segi idhafah hadits tersebut termasuk ke dalam hadits marfu’ karena sampai ke Rasulullah saw.
• Sanad
Dari segi sanad (persambungan) hadits tersebut termasuk ke dalam hadits muttashil karena rawi guru langsung bertemu dengan rawi murid. Sedangkan ditinjau dari segi keadaan hadits tersebut termasuk ke dalam hadits mu’an’an karena terdapat kalimat ‘an.



4. Tashhih dan Kualitas Hadits
• Tashhih 
Ditinjau dari perawi hadits tersebut terdapat ‘ilat yaitu Hammad bin Isa al-Juhany yang diduga hanya memiliki / menghafal sedikit hadits saja. Ditinjau dari segi matan hadits, hadits ini marfu’ karena diidhafahkan kepada Rasulullah dan dari segi sanad hadits ini muttashil, karena rawi guru bertemu dengan rawi murid.
• Kualitas Hadits
Hadits di atas termasuk ke dalam hadits dhaif dan berkualitas mardud, karena salah satu syarat kemaqbulan hadits tidak terpenuhi (terdapat illat pada perawinya). Walaupun ditempuh melalui jalur lain (syahid hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas) hadits ini masih termasuk ke dalam hadits dhaif karena pada hadits ini juga terdapat perawi yang memiliki illat yaitu Shalih bin Hasan dan Abdul Malik

5. Tathbiq dan Ta’amul Hadits
Pada dasarnya hadits tersebut dapat diamalkan, tetapi tidak bisa dijadikan hujjah, karena kualitas hadits tersebut mardud.

6. Mufradat dan Maksud
a. Mufradat 
Mengangkat kedua tangan (telapak tangan terbuka) 
Ketika berdo’a
Mengusap wajah dengan kedua tangan
Menurunkan
Mengembalikan
Menyendiri
b. Maksud Hadits
Rasulullah SAW tidak pernah menurunkan kedua tangannya sebelum mengusap wajahnya ketika berdo’a.

7. Ashabul Wurud dan Munasabah
a. Ashabul Wurud : -
b. Munasabah
Hadits tersebut di atas munasabah dengan hadits yang terdapat dalam Sunan Abu Dawud yang merupakan hadits yang sejenis, yang berbunyi :

••
•

Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id, dan menceritakan kepada kami Ibn Lahie’ah, dari Hafsh bin Haatsim bin ‘Utbah bin Abi Waqash, dari Sa’ib bin Yazid, dari bapaknya, bahwasanya Nabi SAW., apabila Dia berdo’a, beliau mengangkat kedua tangannya serta mengusap wajah dengan kedua tangannya (Abu Dawud mengeluarkannya di dalam shalat)  
Hadits ini juga berkualitas dhaif, karena salah satu perawinya (Hafsh bin Haatsim bin ‘Utbah bin Abi Waqash) diketahui Majhul.


8. Istinbath al-Ahkam dan Hikmah
a. Istinbath al-Ahkam
Penggunaan dan pengamalan hadits ini tidak memiliki kekuatan untuk dijadikan hujjah 
b. Hikmah
Pada dasarnya hadits ini bisa diamalkan, akan tetapi tidak bisa dijadikan hujjah.

9. Problematika Tafhim dan Tathbiq
Tidak terdapat permasalahan yang rumit dalam memahami hadits ini, karena kata-kata yang disampaikan sangat mudah untuk dipahami dan diamalkan.

10. Khulashah dan Natijah
Menyangkut pemahaman hadits di atas, banyak orang yang mengusap muka mereka setelah melakukan do'a. Namun benarkah amalan itu pernah dilakukan dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya? 
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika mengangkat kedua tangannya untuk berdo'a, tidaklah menurunkannya kecuali beliau mengusapkannya terlebih dahulu ke mukanya. Hadits ini lemah. Diriwayatkan oleh al- Turmidzi. Al-Tirmidzi berkata: Hadits ini gharib, kami hanya mendapatkannya dari Hammad ibn 'Isa Al Juhani. Dan dia menyendiri dalam meriwayatkan hadits ini. Dia hanya mempunyai (meriwayatkan) beberapa hadits saja, tapi orang-orang meriwayatkan darinya. Jika kamu berdo'a kepada Allah, kemudian angkatlah kedua tanganmu (dengan telapak tangan diatas), dan jangan membaliknya,dan jika sudah selesai (berdo'a) usapkan (telapak tangan) kepada muka. Hadits ini lemah. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1181, 3866), Ibnu Nashr dalam Qiyaamul-Lail (hal. 137),Ath Thabarani dalam Al-Mu'jam al-Kabir (3/98/1) & Hakim (1/536), dari Shalih ibn Hassan dari Muhammad ibn Ka'b dari Ibnu 'Abbas radiallaahu 'anhu (marfu'). 
Lemahnya hadits ini ada pada Shalih bin Hassan, Sebagai munkarul hadits, seperti dikatakan Al Bukhari dan Nasa'i,Dia tertolak dalam meriwayatkan hadits; Ibnu Hibban berkata: Dia selalu menggunakan (mendengarkan) penyanyi wanita dan mendengarkan musik, dan dia selalu meriwayatkan riwayat yang kacau yang didasarkan pada perawi yang terpercaya; Ibnu Abi Hatim berkata dalam Kitabul 'Ilal (2/351): Aku bertanya pada ayahku (yaitu Abu Hatim al-Razi) tentang hadits ini, kemudian beliau berkata:'Munkar'. Hadits dari Shalih bin Hasan ini diriwayatkan juga oleh jalur lain yaitu dari Isa bin Maimun, yaitu yang meriwayatkan dari Muhammad bin Ka'ab, seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Nashr. Tapi hal ini tidaklah merubah lemahnya hadits ini, sebab Isa bin Maimun adalah lemah. Ibnu Hibban berkata:Dia meriwayatkan beberapa hadits,dan semuanya tertolak. An Nasa'i berkata : Dia tidak bisa dipercaya.
Hadits dari Ibnu Abbas ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud (1485), dan Bayhaqi (2/212), melalui jalur 'Abdul Malik ibn Muhammad ibn Aiman dari 'Abdullah ibn Ya'qub ibn Ishaq dari seseorang yang meriwayatkan kepadanya dari Muhammad ibn Ka'b, dengan matan sebagai berikut : Mintalah kepada Allah dengan (mengangkat) kedua telapak tanganmu,dan minta pada-Nya dengan membaliknya, dan jika kau selesai, maka usaplah mukamu dengannya.
Hadits ini sanadnya dha'if. Abdul Malik dinyatakan lemah oleh Abu Dawud. Dalam hadits ini terdapat Syaikhnya Abdullah bin Ya'qub yang tidak disebutkan namanya, dan tidak dikenal - Bisa saja dia adalah Shalih Bin Hassan atau Isa bin Maimun. Keduanya sudah dijelaskan sebelumnya. (sumber : kitab tahdzib al-tahdzib).

DAFTAR PUSTAKA

al-Imam al-Hafidz Abi Isa Muhammad bin Isa, 1967, Kitab Sunan al-Turmudzi : al-Jami’ al-Shahih, Maktabah wa Matba’ah Putera Semarang.
al-Sayyid al-Imam Muhammad bin Ismail al-Kahlani, _____, Kitab Subul al-Salam, Darussalam Mesir.
al-Imam al-Hafidz Abi Daud Sulaeman, _____, Kitab Sunan Abu Daud, PT. Dahlan Indonesia.
al-Hafidz Abi ‘Abdillah Muhammad bin Yazid al-Quzwiiniy, Kitab Sunan Ibn Majah, 207-275 H, Daar al-Kitab al-Islamiyyah.
al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani, _____, Kitab Bulug al-Maram, CV. al-Alawiyah Semarang.
al-Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghozali, _____, Ihya ‘ulumuddin, CV. Darul Qalam.
al-Hafidz Syihabuddin Ahmad bin Ali Bin al-Hajar al-Asqalani, _____, Tahdzib al-Tahdzib, CV. Dar al- Fikri. 
A.Y. Winsink, 1943, al-Mu’zam al-Mufahras Li al-Fadz al-Hadits al-Nabawi, Musnad al-Darani dan al-Muwatha al-Malik, Musnad Ahmad bin Hambal, Matba’ah Barel fi Madinah Laden.
al-Imam al-Hafidz Khaadam al-Sunnah wa qaama’i al-Badi’ah dan Jalal al-Dien ‘Abdu al-Rahman bin Abu Bakar al-Sayuuthiy, 911H, Jam’I al-Shagir , Maktabah Daar al-Ihyaa al-Kitab al-‘Arabiyah Indonesia.
Endang Soetari AD., 2005, Ilmu Hadits, Kajian Riwayah dan Dirayah, Bandung : Mimbar Pustaka
CD Kutub al-Tis’ah





Tidak ada komentar:

Posting Komentar